Rabu, 26 Desember 2012

LAPORAN PRAKTIKUM (KA) KAPASITAS LAPANG

LAPORAN PRAKTIKUM KAPASITAS LAPANG  





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1          Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.
Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu dipahami, yaitu :
1. Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
2. Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.
3. Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen.
Kapasitas lapang sangat berhubungan dengan lingkungan dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air didalamnya. Misalnya di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan kapasitas lapang terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat akar-akaran dari pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya lebih lama di dalam tanah


1.2   Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum menentukan kadar air tanah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang dapat ditampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kadar Air
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
a.       Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
b.       Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
c.       Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d.      Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
e.       Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. (Buckman and Brady, 1982).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada :
            Tanggal                       : 8 – NOVEMBER - 2012
            Waktu                         : 9.50 – selesai
            Tempat                        : Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi,
                                                  Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :
           
Alat
Bahan
Botol akuades
Akuades
Karet
Pasir
Plastik
Tanah
Timbangan
-
Oven
-
Pipet
-

 3.3 Cara Kerja
·         Potonglah bagian atas dari  botol akuades
·         Masukkan pasir ke dalam botol 1/3 bagian
·         Sisanya masukkan tanah lalu di siram dan tutup dengan plastik + pipet
·         Biarkan selama 2 x 24 Jam setelah itu masukkan ke dalam oven untuk menentukan berat kering tanah yang diamati.
 
BAB IV
Hasil  dan Pembahasan
4.1 Hasil
            Data dalam botol akuades
·         Tinggi botol    : 24 cm
·         Diameter         : 8,5 cm
·         Pasir                : 8 cm
·         Tanah              : 11 cm
·         Air                   : 280 ml
                                         
DATA HASIL PENGAMATAN KADAR AIR KAPASITAS LAPANG
DATA KELOMPOK
BERAT BASAH ( BB )
BERAT KERING ( BK )
KADAR AIR ( KA)
1
10 gr
6,9 gr
44,9%
2
10 gr
7,3 gr
37 %
3
10 gr
7,2 gr
39 %
4
10 gr
7,2 gr
39 %
5
10 gr
6.6 gr
51,5 %
6
10 gr
6,9 gr
44,9%

Menentukan kadar air dalam tanah
KA = BB-BK/BK X 100%
= BB-BK/BK X 100 %
= 44,9 %
4.2 Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa kandungan air tanah di dalam tanah Alfisol terbilang rendah. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.
Kandungan air tanah ultisol adalah sebesar 31% yang mungkin saja dipengaruhi oleh besarnya tegangan air dalam sampel tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno S. (1992) yang menyatakan bahwa banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat.
BAB V
PENUTUP
5.1   Kesimpulan

·         Diperoleh berat tanah kering adalah 6,9
·         Diperoleh kadar air kapasitas lapangya adalah 44,9 %.
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya kadar air dalam tanah adalah banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.

5.2  Saran

Sebaiknya untuk melakukan praktikum dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati agar hasil yang di dapat valid ( benar ).
  DAFTAR PUSTAKA

·       Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung.
·       Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
·       Hardjowigeno.  S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.
·       Madjid. 2010. http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah diakses tanggal 1 november.
·       Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.















Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar